THE NUSA DUA, 29 MEI 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola destinasi pariwisata di Indonesia telah menyalurkan bantuan sarana penerapan protokol kesehatan kepada Desa Wisata Pinge pada Jumat (28 Mei 2021), guna mendukung pelayanan pariwisata di desa tersebut di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Bantuan yang diberikan berupa 6 unit wastafel, 200 buah masker, 115 buah hand sanitizer dan 12 buah sabun cair. Bantuan ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibilty (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai bentuk komitmen ITDC dalam memfasilitasi Desa Wisata Pinge secara berkelanjutan sebagai destinasi pariwisata aman dan nyaman bagi kunjungan wisatawan, khususnya di masa adaptasi baru. Desa Wisata Pinge sendiri adalah desa wisata binaan ITDC yang terletak di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali.VP Corporate Secretary ITDC Miranti Nasti Rendranti mengatakan, “Kami berharap bantuan yang kami salurkan dapat bermanfaat bagi Desa Wisata Pinge dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan maupun digunakan oleh masyarakat setempat dalam aktivitas kesehariannya di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dalam pelayanan dan aktivitas keseharian ini akan memberikan jaminan kepada wisatawan bahwa Desa Wisata Pinge aman dan nyaman untuk dikunjungi.”Ketua Badan Pengelola Desa Wisata Pinge A.A. Ngurah Putra Arimbawa mengatakan, “ Terima kasih atas perhatian yang begitu besar dari ITDC kepada kami selama ini. Bantuan dan pendampingan ini akan kami manfaatkan sebaik mungkin guna mewujudkan Desa Pinge menjadi Desa Wisata yang tetap mengedepankan kearifan lokal serta dapat menjadi daerah tujuan wisata yang higienis di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Kami telah bersiap untuk menerima kembali kunjungan wisatawan dengan melakukan upaya penataan serta kami telah melengkapi kawasan kami dengan sertifikat Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dari Dinas Pariwisata Tabanan.”Sebagai informasi, ITDC telah melakukan pendampingan di Desa Pinge mulai tahun 2016, dalam bentuk pembangunan dan penataan secara fisik, pelatihan SDM serta promosi. Adapun pembangunan dan penataan fisik yang telah dilakukan antara lain pembangunan Tourist Information Center (TIC), dan dekorasi patung Gajah sebagai center of attraction, pembuatan dapur tradisional sebagai lokasi cooking class untuk wisatawan, penataan gerbang rumah/homestay, serta penambahan lampu penerangan di seluruh desa. Sementara untuk pelatihan SDM, ITDC memberikan pelatihan manajemen homestay dan tour guide. Selain bantuan fisik serta pelatihan SDM, ITDC juga membantu kegiatan promosi Desa Wisata Pinge dengan mengikutsertakan Desa Wisata Pinge dalam kegiatan pameran serta melakukan penyebaran informasi kepada pemangku kepentingan melalui sejumlah media promosi diantaranya brosur dan roll banner.Dukungan ITDC untuk mempromosikan Desa Pinge ini pun telah berkontribusi terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Pinge. Jumlah kunjungan ke Desa Wisata Pinge pada tahun 2016 meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.674 wisatawan pada 2016, dibandingkan 856 wisatawan pada 2015. Angka tersebut terus meningkat selama tiga tahun terakhir hingga puncaknya pada tahun 2019 sebanyak 2.310 kunjungan wisatawan.“Melalui pemberian bantuan serta pendampingan yang kami lakukan, kami berharap bahwa Desa Pinge yang merupakan desa tradisional dapat semakin mandiri dan profesional dalam menata serta mengatur desanya sebagai desa wisata unggulan di Bali, sehingga mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi penduduk desanya. Hal ini juga sekaligus sebagai bentuk komitmen ITDC dalam mendukung pengembangan pariwisata berbasis komunitas di Bali,” tutup Miranti.
Read MoreThe Mandalika, 25 Mei 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua Bali dan The Mandalika Lombok, NTB, tingkatkan fasilitas Bazaar Mandalika, sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di kawasan pariwisata The Mandalika dengan melaksanakan proyek pembenahan tahap 1. Pembenahan yang didukung pendanaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/Indonesia Eximbank) melalui skema National Interest Account (NIA) ini, bertujuan melengkapi sarana prasarana dan fasilitas di area Bazaar Mandalika secara bertahap guna meningkatkan keamanan dan keindahan area.Pembenahan tahap 1 Bazaaar Mandalika meliputi pemasangan rolling door dan partisi serta perbaikan jaringan listrik pada 303 unit stall Bazaar, perbaikan toilet, pembangunan pos penjagaan dan keamanan dan signage, serta penambahan 27 unit kamera pengawas CCTV di area Bazaar Mandalika. Pembenahan tahap 1 ini telah diselesaikan pada akhir Maret lalu dan akan dilanjutkan dengan tahap kedua yang rencananya dimulai pada Semester II-2021 mendatang. Tahap kedua berupa penambahan interior di masing-masing stall seperti rak penggantung, display produk, serta penataan landscaping, water fountain, court yard dan kanopi peneduh di area Bazaar Mandalika.Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro mengatakan, “Selain bertujuan untuk melengkapi fasilitas dasar baik bagi pemenuhan kebutuhan pedagang dan pengunjung, serta meningkatkan standar keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung, pembenahan Bazaar Mandalika bertujuan meningkatkan estetika area ini, sehingga dapat menjadi salah satu spot pariwisata unggulan di Kawasan The Mandalika, khususnya untuk berbelanja dan menikmati pementasan budaya. Kami juga menyediakan fasilitas toilet khusus bagi penyandang disabilitas guna mewujudkan area ini sebagai spot pariwisata yang ramah untuk semua kalangan.”.Bram menambahkan, “Bazaar Mandalika juga telah banyak dimanfaatkan sebagai venue acara atau event kebudayaan oleh Pemerintah Daerah dan komunitas lokal setempat. Karenanya, dengan pembenahan ini, kami berharap semakin banyak dan beragam event dapat diselenggarakan di tempat ini, bukan saja karena kecantikannya tapi juga karena kelengkapan fasilitasnya guna keamanan dan kenyamanan pengunjung”.Seperti diketahui, Bazaar Mandalika dibangun oleh ITDC sebagai sentra ekonomi baru bagi UMKM setempat, dimana UMKM dapat menjual produk dan kulinari lokal bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan The Mandalika. Dibangun dengan mengusung konsep 5C yakni Commerce, Culture, Creativity, Culinary, dan Community, Bazaar Mandalika terbagi menjadi tiga zona : Cultural Zone yang menampilkan kearifan lokal melalui pementasan seni dan budaya, Creative Zone yang menjual suvenir atau cinderamata berupa kerajinan dan produk-produk kreatif lokal, dan Culinary Zone yang menyajikan kuliner lokal, yang akan menjadikan Bazaar Mandalika sebagai kawasan wisata belanja dan kuliner terintegrasi.Sementara itu, Jumaidi, salah satu warga dari Desa Penyangga The Mandalika yang berjualan cinderamata di salah satu lapak Bazaar Mandalika, menuturkan, “Kami bersyukur atas tempat berjualan yang lebih tertata dan nyaman di Bazaar Mandalika ini, karena sebelumnya kami berjualan di pinggir jalan, yang membuat dagangan kami terpapar debu sehingga kurang layak untuk dijual kembali. Kami gembira dengan pembenahan fasilitas yang tengah dilakukan dan berharap pandemi COVID-19 segera berakhir sehingga kami dapat berjualan kembali.”.Senada, Mianah, warga Desa Penyangga The Mandalika yang juga berjualan di lapak Bazaar Mandalika menyampaikan, “Setelah puluhan tahun berjualan, akhirnya bisa mendapatkan tempat yang lebih representatif untuk berjualan yakni di Bazaar Mandalika. Kami dapat memanfaatkan tempat yang teduh dan tidak perlu berpanas-panasan dipinggir pantai. Kami berharap pandemi segera berakhir dan wisatawan bisa beramai-ramai segera kembali mengunjungi The Mandalika.”.“Sejalan dengan harapan warga, kami juga berharap pandemi segera berlalu sehingga warga setempat yang berhak mengisi stallBazaar Mandalika dapat kembali memulai kegiatan ekonomi mereka. Kami juga mengajak warga bersama-sama menjaga kebersihan sarana prasarana dan fasilitas yang telah disiapkan, guna kenyamanan dan keamanan wisatawan saat berkunjungan dan beraktifitas di Bazaar Mandalika.”. tutup Bram.
Read MoreTHE NUSA DUA, 20 Mei 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola destinasi pariwisata di Indonesia, melalui SBU The Nusa Dua, memulai vaksinasi tahap kedua bagi pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif di The Nusa Dua. Vaksinasi berlangsung pada tanggal 20 – 26 Mei 2021 di Bali International Convention Center (BICC), The Westin Resort Nusa Dua Bali dan pada tanggal 27-28 Mei 2021 di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort dengan target lebih dari 8.000 peserta, terdiri dari karyawan hotel dan fasilitas kawasan The Nusa Dua, petugas keamanan dan kebersihan kawasan, pegawai ITDC, paguyuban pedagang pantai, serta tenaga transportasi. Program vaksinasi bagi pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif di dalam kawasan The Nusa Dua ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian BUMN bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Badung, ITDC, Bali Tourism Board, The Westin Resort Nusa Dua Bali, Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort serta BIMC Siloam Nusa Dua. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung menerjunkan 5 tim yang terdiri dari 60 tenaga kesehatan, didukung oleh BIMC Siloam Nusa Dua yang menyediakan mini ICU serta ambulance di lokasi vaksinasi. Kegiatan vaksinasi ini merupakan upaya untuk mewujudkan The Nusa Dua sebagai salah satu Green Zone atau lokasi bebas COVID-19 dalam upaya pemulihan pariwisata Bali.Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, "Kami sangat senang dapat memulai kegiatan vaksinasi dosis kedua bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan The Nusa Dua, setelah penyelesaian vaksinasi dosis pertama dua bulan lalu. Pemberian vaksinasi ini merupakan satu dari dua pola pendekatan yang kami gunakan untuk mewujudkan The Nusa Dua sebagai Green Zone Destination. Pola pendekatan pertama adalah tata kelola kawasan berupa penyiapan infrastruktur, penyusunan dan implementasi SOP, dan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE), sementara pola kedua adalah pemberian vaksinasi untuk seluruh pekerja pariwisata di kawasan The Nusa Dua. Kedua pola ini kami yakini dapat menekan penularan COVID-19 di dalam kawasan dan sekitarnya, sehingga baik pekerja maupun wisatawan dapat berkegiatan dengan aman dan nyaman di The Nusa Dua.”Sebagai informasi, Pemerintah telah menetapkan The Nusa Dua, Ubud, dan Sanur sebagai Green Zone atau kawasan bebas COVID-19 dalam upaya mempercepat pemulihan pariwisata Bali dengan memprioritaskan pada kedatangan wisatawan domestik. Melalui Green Zone ini diharapkan wisatawan khususnya wisatawan domestik, merasa aman dan nyaman saat berwisata baik karena penerapan protokol kesehatan yang ketat maupun vaksinasi menyeluruh terhadap masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di zona atau kawasan tersebut berikut desa-desa penyangganya. Dengan penetapan The Nusa Dua sebagai Green Zone Destination, diharapkan dapat meningkatkan minat dan kepercayaan diri wisatawan domestik untuk berkunjung mengingat kawasan terintegrasi ini memiliki kelengkapan akomodasi, fasilitas, dan atraksi sehingga akan memudahkan wisatawan untuk berkegiatan atau berlibur tanpa perlu meninggalkan kawasan. Selain itu, kesiapan The Nusa Dua sebagai sebuah destinasi wisata bersertifikasi CHSE yang siap menerima kunjungan wisatawan khususnya domestik, juga mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian/Lembaga. Dukungan ini terlihat dari ditandatanganinya Dukungan Penyediaan Akomodasi Untuk Peningkatan Pariwisata The Nusa Dua Bali antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenkomarves) dan ITDC dalam upaya meningkatkan kunjungan dan okupansi kawasan The Nusa Dua melalui program Work From Bali. “Dengan meningkatnya kunjungan ke The Nusa Dua melalui program Green Zone Destination dan Work From Bali, kami optimistis The Nusa Dua dapat menjadi lokomotif pemulihan pariwisata Bali. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan perhatian Pemerintah dan seluruh stakeholders terhadap kawasan yang kami kelola ini.” tutup Ardita.
Read MoreThe Nusa Dua, 10 Mei 2021 - Kawasan Pariwisata The Nusa Dua Bali, yang dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), siap menyambut masyarakat dan wisatawan lokal yang ingin mengisi libur Lebaran akhir minggu ini dengan kegiatan bersama keluarga yang aman dan nyaman, seperti staycation dan kuliner di dalam kawasan pariwisata yang telah menerapkan protokol Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE).Promo staycation yang ditawarkan di dalam kawasan The Nusa Dua antara lain Stay a Little Longer With Me This LEBARAN diThe Laguna a Luxury Collection Resort & Spa dengan harga mulai dari Rp 1.200.000 net per malam periode menginap sampai 18 Mei 2021, paket menginap di Courtyard by Marriott Bali Nusa Dua Resort dengan harga mulai dari Rp 620.000 ++ per kamar per malam dengan periode menginap sampai 18 Mei 2021, Lebaran Staycation di Mercure Bali Nusa Dua dengan harga mulai dari Rp 399.999 net per malam periode menginap sampai 31 Mei 2021, serta paket Mubarak Moment di Grand Hyatt Bali dengan harga Rp 1.188.000 ++ per kamar per malam periode menginap sampai 30 Juni 2021.Selain program staycation, sejumlah tenant juga menawarkan paket kuliner bagi masyarakat maupun wisatawan lokal yang ingin mengajak keluarga dan kerabat makan malam bersama, diantaranya The Laguna a Luxury Collection Resort & Spa dengan paket Eid Al-Fitr Night Market Dinner By The Beach di Arwana Restaurant dengan harga Rp 300.000 ++ per orang untuk dewasa, Rp 150.000 ++ per orang untuk anak usia 12 – 18 tahun serta gratis untuk anak yang berusia di bawah 12 tahun pada periode 12 – 14 Mei 2021, dan Courtyard by Marriott Bali Nusa Dua Resort yang menawarkan Halal Bihalal Special Package meliputi private dinner dengan keluarga seharga Rp 175.000 net per orang periode sampai 21 Mei 2021.Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, “Libur Lebaran tahun ini kembali kita jalani di tengah situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Karenanya kami mengajak masyarakat untuk mematuhi aturan Pemerintah terkait larangan mudik dan mengisi hari libur secara bijaksana dengan melakukan kegiatan-kegiatan di dalam kota atau wilayah dimana kita berada saat ini. Program staycation dan kuliner di kawasan The Nusa Dua yang kami tawarkan ini kami pastikan dapat menjadi kegiatan yang istimewa dan berkesan untuk dilakukan bersama keluarga dan kerabat, sambil menerapkan protokol kesehatan.”Selain dapat menikmati promo Lebaran di kawasan The Nusa Dua, wisatawan juga dapat menikmati berbagai fasilitas menarik diantaranya jogging dan bersepeda sambil menikmati pesona Water Blow Peninsula Island The Nusa Dua dimana Water Blow saat ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas pendukung protokol kesehatan diantaranya wastafel, toilet serta menerapkan crowd management untuk memastikan pelaksanaan physical distancing. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati pengalaman berkendara dengan menggunakan mobil listrik di kawasan yang tidak hanya ramah lingkungan namun juga bersih dan nyaman karena kendaraan elektrik ini selalu disterilisasi sebelum dan sesudah digunakan.
Read MoreThe Mandalika, 8 Mei 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua Bali dan The Mandalika Lombok, NTB, pada hari Jumat 7 Mei 2021, menyalurkan 1.200 paket sembako dan 600 santunan kepada anak yatim piatu dan masyarakat pra-sejahtera di enam desa penyangga The Mandalika. Enam desa tersebut antara lain Desa Kuta, Prabu, Mertak, Sukadana, Rembitan dan Sengkol di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Penyerahan bantuan ini merupakan bagian dari program Safari Ramadhan, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang digelar ITDC sebagai wujud kepedulian ITDC terhadap masyarakat di Desa Penyangga The Mandalika.Paket sembako yang diberikan masing-masing terdiri dari 5 kg beras premium, 1 kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, 250 gr garam, 25 tab teh, 2 bungkus mie instan, dan 200 gr margarin, sementara santunan kepada anak yatim piatu berjumlah total Rp 60.000.000,00. Kedua bantuan tersebut diserahkan oleh Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro dan Vice President Corporate Secretary ITDC Miranti Nasti Rendranti kepada perwakilan masyarakat masing-masing Desa Penyangga The Mandalika bertempat di Plaza Masjid Nurul Bilad, The Mandalika.VP Corporate Secretary ITDC Miranti Nasti Rendranti menjelaskan bahwa bantuan ini diberikan dalam rangka mengurangi beban masyarakat pra-sejahtera menjelang Hari Raya Idul Fitri, khususnya di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. “Kita semua tahu bahwa saat ini pandemi COVID-19 yang berdampak terhadap kondisi ekonomi masyarakat masih berlangsung. Kami menyampaikan bantuan sembako dan santunan kepada 600 anak yatim piatu ini dengan harapan dapat meringankan beban masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan primer dan khusus lainnya utamanya untuk menyambut Idul Fitri yang masih akan kita rayakan di tengah-tengah pandemi ,” tutur Miranti.Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro menambahkan, ITDC yang merupakan BUMN juga harus dirasakan kehadirannya oleh seluruh lapisan masyarakat, apalagi dalam masa pandemi COVID-19. “Kedua kegiatan bantuan ini kami salurkan secara rutin setiap tahun sebagai bentuk kepedulian ITDC sebagai BUMN terhadap masyarakat. Jadi, BUMN bukan hanya ada untuk mengerjakan proyek strategis saja, melainkan turut berperan untuk hadir di tengah-tengah masyarakat serta membantu dalam menghadapi kondisi yang sulit,” jelasnya.Sementara itu, Kepala Desa Sengkol Lalu Satria Wijaya menyampaikan, “Sebagai perwakilan dari Desa Sengkol, kami mengucapkan terima kasih kepada ITDC atas bantuan yang telah disalurkan kepada masyarakat Desa Penyangga. Tentunya kami sangat terbantu, terutama bagi para lansia dan anak ya<m piatu yang paling memerlukan bantuan, bisa menerima paket sembako dan santunan ini.”.Kepala Desa Mertak Muhammad Syahnan menambahkan, “Sebagai perwakilan warga dari Desa Mertak, kami sampaikan puji syukur alhamdulillah atas bantuan yang diberikan oleh ITDC kepada kami. Program ini juga sesuai dengan program desa untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang sangat membutuhkan.”.Sekertaris Desa Kuta Mardan menuturkan, “Kami perwakilan dari masyarakat Desa Kuta mengapresiasi ITDC yang selalu menunjukkan kepeduliannya dan turut andil dalam membantu masyarakat Desa Penyangga yang juga bertepatan di momen besar menjelang Idul Fitri. Bantuan ini sangat membantu kami terutama di masa pandemi COVID-19, dimana masyarakat berkurang daya belinya dikarenakan penghasilan yang minim, sehingga sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi menjelang Idul Fitri, sebagai kebiasaan warga desa kami sering membuat makanan saat lebaran, sehingga bantuan ini bisa dimanfaatkan juga untuk bahan memasak.”.Selain berharap bantuan Safari Ramadhan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh se<ap penerima, ITDC juga berharap agar pandemi COVID-19 segera berakhir sehingga industri pariwisata bisa segera bangkit dan perekonomian masyarakat pulih. “Kami mohon doa dan dukungan masyarakat sekitar kepada ITDC dalam mewujudkan pengembangan dan pembangunan The Mandalika sebagai kawasan pariwisata kelas dunia yang terintegrasi, sehingga bisa semakin memberikan multiplier effect bagi masyarakat sekitar,” tutup Bram.
Read MoreTHE NUSA DUA, 7 Mei 2021 – PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola destinasi pariwisata di Indonesia, melalui SBU The Nusa Dua, melanjutkan upaya vaksinasi bagi pelaku pariwisata di The Nusa Dua dan daerah pendukungnya, guna mewujudkan The Nusa Dua sebagai salah satu Green Zone atau lokasi bebas COVID-19 dalam upaya pemulihan pariwisata Bali. Kali ini kegiatan vaksinasi diselenggarakan bagi pelaku pariwisata yang belum mendapatkan vaksinasi karena terkendala faktor medis pada program sebelumnya serta masyarakat desa penyangga kawasan The Nusa Dua. Vaksinasi dilakukan pada tanggal 5 Mei 2021 di Ayodya Resort Bali.Total sebanyak 737 orang yang terdiri dari pelaku pariwisata di Kawasan The Nusa Dua dan masyarakat desa penyangga yang meliputi Desa Adat Bualu, Desa Adat Peminge dan Desa Adat Kampial, menerima vaksinasi COVID-19 tahap (dosis) pertama pada kegiatan tersebut. Pelaksanaan vaksinasi ini dikoordinir oleh ITDC, bekerjasama dengan Kelurahan Benoa, Satgas COVID-19 Kelurahan Benoa, Puskesmas Kuta Selatan serta Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan manajemen Ayodya Resort Bali. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung menerjunkan 8 tim yang terdiri dari 48 tenaga kesehatan.Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, "Sebagai upaya untuk mewujudkan The Nusa Dua sebagai Green Zone, kami mendukung penuh program pemerintah dalam mempercepat laju pemberian vaksin tidak hanya untuk seluruh pekerja pariwisata di kawasan The Nusa Dua melainkan juga untuk masyarakat desa penyangga di kawasan The Nusa Dua. Sebelumnya, sebanyak 8.592 pelaku pariwisata di kawasan The Nusa Dua telah mengikuti vaksinasi tahap I.”Pelaksanaan kegiatan vaksinasi ini ditinjau langsung oleh Anggota DPD RI Komite III yang membidangi kesehatan, pariwisata, pendidikan serta agama dan budaya A.A. Gde Agung didampingi Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita, General Manager Ayodya Resort Bali Martin Aeschlimann, Lurah Benoa I Made Karang Subawa, Ketua Satgas COVID-19 Kelurahan Benoa I Wayan Ambara Putra serta Kepala Puskesmas Kuta Selatan dr. Sastrawan. Dalam peninjauan ini, anggota DPD RI melihat proses vaksinasi mulai dari pengecekan suhu tubuh, registrasi, QR Check-in, screening, vaksinasi, observasi, penerimaan sertifikat hingga QR Check Out. Seperti diketahui, The Nusa Dua bersama Ubud dan Sanur telah dicanangkan Pemerintah sebagai Green Zone atau kawasan bebas COVID-19 dalam upaya menghidupkan kembali pariwisata Bali. Green Zone diwujudkan untuk membuat wisatawan merasa aman dan nyaman saat berwisata, baik karena penerapan protokol kesehatan yang ketat maupun vaksinasi menyeluruh terhadap masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di zona atau kawasan tersebut berikut desa-desa penyangganya. Ketiga Green Zone pariwisata di Bali ini dicanangkan dalam upaya membentuk travel bubble atau travel corridor arrangement yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan pariwisata di tengah pandemi dengan mendatangkan turis mancanegara.Penerapan protokol kesehatan di Kawasan The Nusa Dua sendiri dipastikan telah mengikuti standarisasi yang ditetapkan Pemerintah melalui Sertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI bagi kawasan maupun tenant yang beroperasi di dalam kawasan. Bersamaan dengan sertifikasi CHSE tersebut, para tenant sekaligus mendapatkan Labelling Indonesia Care dari Kemenparekraf berupa Sertifikat serta Stiker “I DO CARE” yang dipasang pada lobby, reception, restoran maupun toilet hotel. Labelling ini diberikan kepada usaha pariwisata yang dinilai sudah memenuhi protokol CHSE untuk beroperasi pada tatanan kehidupan era baru, sehingga dapat dipercaya oleh wisatawan untuk dikunjungi atau beraktivitas di tempat-tempat tersebut. “Dengan program vaksinasi secara menyeluruh, kolaborasi dengan berbagai pihak serta sertifikat CHSE yang telah dikantongi oleh tenant kami, The Nusa Dua siap menjadi green zone atau destinasi pariwisata bebas COVID-19 yang aman dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan” , tutup Ardita.
Read MoreThe Mandalika, 7 Mei 2021 – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno bersama jajaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meninjau The Mandalika yang dikembangkan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika/The Mandalika, Lombok, NTB, pada Kamis, 6 Mei 2021. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung progres perkembangan lahan enclave yang telah selesai dibebaskan di wilayah penetapan lokasi (Penlok 2) di Jalan Kawasan Khusus (JKK) dan melakukan serah terima laporan hasil pengadaan 28 bidang tanah Penlok 2 tersebut.Rombongan Menparekraf bersama jajaran Kemenparekraf disambut oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah bersama jajaran Forkopimda NTB, Bupati Lombok Tengah Pathul Bahri bersama jajaran Forkopimda Lombok Tengah, Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer, dan Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis Arie Prasetyo.Pada kunjungan tersebut, dilakukan juga kegiatan penyerahan laporan hasil pengadaan bidang tanah oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) BPN NTB Slameto Dwi Martono kepada Menparekraf Sandiaga Uno. Sebelum laporan tersebut diserahterimakan, berita acara hasil atas laporan tersebut ditandatangani oleh Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Lalu Suharli dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kemenparekraf Harry Sukarna disaksikan oleh Menparekraf Sandiaga Uno, Kuasa Pemegang Anggaran Pengadaan Lahan Kemenparekraf Oneng Setya Harini, Kakanwil BPN NTB Slameto Dwi Martono, dan Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer.Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan, “Kami berterima kasih kepada semua pihak karena pembayaran penetapan lokasi ini sudah terealisasi oleh Kemenparekraf melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Kami juga berterima kasih atas peran serta dari Gubernur NTB dan jajaran Forkopimda NTB dan Bupati Lombok Tengah bersama jajaran Forkopimda Lombok Tengah yang membantu kami dalam proses pembebasan lahan Penlok 2 di The Mandalika. Pembebasan lahan ini merupakan wujud pemulihan perekonomian di NTB oleh Kemenparekraf untuk KEK Mandalika.”Penlok 2 ini disiapkan sebagai lokasi pembangunan fasilitas penunjang penyelenggaraan MotoGP dan World Superbike (WSBK), seperti paddock, pit building, medical centre, dan bangunan penunjang lainnya. Penlok 2 terdiri dari 29 bidang lahan dengan total luas lahan 65.267 m2. Dalam pembebasan lahan tersebut, 22 bidang lahan telah diselesaikan pembayaran dalam bentuk tunai langsung/UGU dengan total nilai Rp 66,7 Miliar, 6 bidang lahan seluas 13.182 m2 senilai Rp 18 Miliar telah dilakukan pembayaran melalui skema konsinyasi di PN Praya, dan 1 bidang tanah yang merupakan tanah waqaf berupa mushola telah disepakati bersama untuk dilakukan tukar guling dengan lahan yang memiliki luasan dan bangunan di luar HPL ITDC. Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer menuturkan, “Kami berterima kasih kepada Kemenparekraf dan LMAN yang sudah memberikan kemudahan dalam proses pembebasan lahan di JKK. Selain itu, sebagai informasi, masyarakat di Penlok 2 ini telah pindah dari lokasi dengan sukarela karena telah menerima haknya sesuai dengan nilai appraisal yang ditentukan oleh lembaga independen Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) sehingga lahan ini sudah siap untuk dibangun. Nantinya, JKK ini akan menjadi street circuit pertama di seri perhelatan MotoGP.”Selain melakukan peninjauan ke Penlok 2, Menparekraf bersama rombongan juga melakukan peninjauan ke area JKK. “Tadi kami sudah melakukan tour di JKK dan alhamdulillah, aspal lapisan pertama sudah selesai dan tersambung di seluruh track dengan panjang 4,31 km. JKK ini memiliki gravel terpanjang dengan pemandangan terindah dan dipastikan akan menjadi pembangunan sirkuit tercepat,” tambah Sandi.Sandi menjelaskan, JKK akan menjadi salah satu atraksi utama yang bisa menarik wisatawan berkunjung ke DPSP The Mandalika. Dalam upaya mendukung peningkatan wisatawan tersebut, pandemi COVID-19 harus bisa terkendali dan salah satunya dengan program vaksinasi COVID-19. “The Mandalika akan menjadi ramai, mengingat akan ada event WSBK di Bulan November mendatang. Untuk itu, kami akan merancang pre-race event yang bisa mendorong kunjungan dan minat wisatawan. Selain itu, persediaan vaksin baru saja tiba dan kami akan mengalokasikannya ke daerah prioritas seperti NTB untuk setidaknya menjadi persiapan perhelatan WSBK di Bulan November. Kami sudah berkoordinasi dengan Gubernur NTB dan kedepannya agar protokol kesehatan disini harus semakin disosialisasikan”, tutup Sandi.Seperti diketahui, mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung dan demi menjaga keselamatan penonton, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir telah membuat kesepakatan dengan Dorna Sports, saat kunjungan Dorna Sports ke Indonesia pada 7 April lalu, bahwa penyelenggaraan event MotoGP di JKK The Mandalika akan dilaksanakan pada awal musim balapan tahun depan yakni Maret 2022. Penyesuaian jadwal balapan MotoGP di JKK The Mandalika tersebut diharapkan akan membawa hasil yang lebih optimal dalam hal menarik kunjungan wisatawan serta manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan event tersebut. Sementara itu, kejuaraan dunia World Superbike (WSBK) di The Mandalika sendiri tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal yaitu pada 12-14 November 2021.
Read MoreThe Mandalika, 5 Mei 2021 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika/The Mandalika, Lombok, NTB, melalui SBU The Mandalika telah menyelesaikan program vaksinasi COVID-19 bagi para pelaku pariwisata dan pekerja proyek di kawasan The Mandalika. Sebanyak 1.200 orang pelaku pariwisata dan pekerja proyek di Kawasan The Mandalika tuntas menerima vaksinasi COVID-19 tahap (dosis) kedua, yang berlangsung pada tanggal 28 - 30 April dan 4 Mei 2021. Vaksinasi COVID-19 tahap (dosis) pertama sendiri telah dilakukan pada tanggal 30 Maret – 1 April 2021. Peserta vaksinasi di The Mandalika tersebut terdiri dari tenaga kerja perhotelan, pegawai ITDC, tenaga keamanan dan kebersihan kawasan, tenaga proyek, BASARNAS serta pegawai SPBU The Mandalika. Kegiatan vaksinasi bagi pekerja pariwisata di The Mandalika ini diselenggarakan oleh ITDC bekerjasama dengan Dinas Pariwisata NTB, Dinas Kesehatan NTB, Puskesmas Kuta serta Mandalika Hotel Association (MHA).Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro menyampaikan, “Melalui vaksinasi pelaku pariwisata dan pekerja proyek di wilayah kami ini, kami mendukung program pemerintah dalam pengendalian penyebaran COVID-19 di Indonesia, khususnya di dalam kawasan pariwisata yang kami kelola. Vaksinasi ini akan membantu melindungi para pekerja dan petugas yang karena pekerjaannya tergolong rentan terhadap penularan virus. Selain itu, melalui vaksinasi dan penerapan protokol CHSE ini kami juga ingin mewujudkan kawasan pariwisata yang aman dan nyaman bagi para calon wisatawan.” Ketua Mandalika Hotel Association (MHA) Samsul Bahri mengungkapkan, “Dengan mengikuti program vaksin ini, saya selaku perwakilan pelaku pariwisata di bidang perhotelan optimis untuk sehat dan bentuk ikhtiar kita dalam melawan COVID-19. Semoga pariwisata di Indonesia khususnya The Mandalika dapat segera pulih."Sementara itu, di tengah pandemi COVID-19 ini, sejumlah pekerjaan konstruksi di kawasan The Mandalika tetap berjalan gunamencapai target yang telah ditentukan. Pekerjaan konstruksi tersebut antara lain pembangunan Jalan Kawasan Khusus (JKK), pembangunan Hotel Pullman Mandalika dan jalan akses menuju area wisata di zona timur kawasan.“Kami memastikan seluruh pekerjaan proyek tersebut dilaksanakan dengan mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan yang ketat,” tutup Bram.
Read MoreJakarta. Rabu 28 April 2021 menjadi momen terlaksananya kolaborasi pengelolaan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa melalui terbentuknya Joint Venture (JV) yang dilakukan Jakarta Experience Board/PT Jakarta Tourisindo (JXB), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau dikenal sebagai Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).Kolaborasi tiga entitas ditandai dengan penandatanganan dokumen Perjanjian Pokok atau Head of Agreement (HoA) yang dilakukan oleh Direktur Utama JXB Novita Dewi, Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer dan Direktur Utama PT MITJ Tuhiyat.Kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (BUMN dan BUMD) dalam merevitalisasi Kota Tua dan Sunda Kelapa melalui joint venture ini bertujuan membangkitkan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi destinasi wisata kelas dunia. Pembentukan JV sebagai pengelola kawasan juga diharapkan menjadi angin segar bagi percepatan perkembangan kawasan Kota Tua - Sunda Kelapa sebagai destinasi wisata yang ramah pejalan kaki di utara Jakarta.Tidak hanya mendongkrak sektor pariwisata, pengelolaan kawasan juga diharapkan memberi kontribusi dengan menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan warga sekitar kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa. Salah satu tujuannya yaitu memulihkan sektor pariwisata yang sempat terpuruk selama pandemi Covid-19.Direktur Utama JXB Novita Dewi mendukung langkah kolaborasi antar pusat dan daerah melalui JV ini. JXB menilai kawasan Kota Tua memiliki potensi sebagai kawasan wisata kelas dunia. “Selama ini banyak sekali stakeholders yang terkait dengan Kota Tua, namun tidak ada sistem yang menghubungkan antar stakeholders. Dengan kolaborasi, kita dapat melakukan pengelolaan yang efisien untuk mewujudkan Kota Tua sebagai magnet baru pariwisata Jakarta, bahkan Indonesia,” jelas Novita.Pengelolaan kawasan Kota Tua – Sunda Kelapa ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi daerah, meningkatkan nilai ekonomi wilayah dan membangun rasa percaya diri (local pride) masyarakat setempat.“JV ini diharapkan dapat memberikan solusi atas segala permasalahan di Kota Tua dan merupakan suatu langkah konkrit atas banyaknya sikap skeptis bahwa revitalisasi Kota Tua tidak akan pernah selesai,” tambah Novita.Sementara itu sinergi ITDC dalam JV bertujuan mewujudkan Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi kawasan pariwisata terpadu yang modern yang tetap mempertahankan nilai heritage dan akan mengokohkan Jakarta sebagai salah satu destinasi pariwisata paling bersejarah di Indonesia. Keterlibatan ITDC sebagai BUMN Pariwisata dalam pengembangan Kota Tua-Sunda Kelapa ini juga merupakan langkah yang tepat mengingat daya tarik di kedua lokasi tersebut berupa bangunan dan fasilitas yang mayoritas merupakan aset milik BUMN seperti Pelabuhan Sunda Kelapa (Pelindo 2), Stasiun Kota/BEOS (KAI), Museum Bank Mandiri (Bank Mandiri), dll.Oleh karena itu, dengan pengalaman yang dimiliki ITDC dalam mengembangkan kawasan pariwisata kelas dunia, diyakini akan mampu memaksimalkan nilai bangunan-bangunan tua milik BUMN di kawasan tersebut menjadi sebuah aset pariwisata sekaligus memberikan nilai tambah untuk dikembangkan menjadi aset properti yang prospektif di kawasan heritage.Melalui pembentukan JV ini juga akan tercipta sebuah ‘super team’ serta sinergi yang kuat dari entitas-entitas yang memiliki rekam jejak dan reputasi yang baik di bidang masing-masing. ITDC yang berpengalaman dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata kelas dunia akan mendorong tersedianya fasilitas sekelas bintang 5 atau kelas dunia dan JXB yang berpengalaman sebagai operator dan penyelenggara event dapat memastikan terselenggaranya event berskala internasional. Sementara MITJ akan memastikan integrasi transportasi, baik di dalam dan luar kawasan.“ITDC berharap dapat berkontribusi maksimal sesuai penugasannya. Dengan expertise ITDC sebagai pengembang dan pengelola kawasan The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika di Lombok, NTB -satu dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), kami berharap dapat mewujudkan pengembangan dan revitalisasi Kota Tua menjadi kawasan pariwisata terintegrasi dengan berbagai fasilitas dan atraksi kelas dunia, yang dikelola secara profesional, sehingga dapat meningkatkan nilai dan potensi pariwisata kawasan dan Jakarta sebagai ibu kota negara,” tambah Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer.Sejalan dengan hal tersebut, PT MITJ selaku eksekutor integrasi berperan aktif mengelola transportasi terintegrasi di kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa. Selain aspek integrasi transportasi publik, PT MITJ juga fokus mengembangkan Kawasan berorientasi Transit atau TOD di Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa.Berkaca kepada penataan kota-kota besar di dunia, seperti Amsterdam, Paris, Roma, dan Williamsburg, Virginia maka sudah sepatutnya kawasan Kota Tua dikembangkan, namun tanpa meninggalkan khas Batavia tempo dulu. Kota Tua-Sunda Kelapa juga memiliki potensi menjadi kawasan strategis bila didukung adanya integrasi transportasi publik, pariwisata, wahana edukasi, dan pengembangan properti yang terpadu guna mendorong pertumbuhan ekonomi pada kawasan tersebut.“Dalam aspek pengintegrasian transportasi publik, kawasan ini nantinya akan terhubung melalui stasiun commuterline eksisting yaitu Stasiun Beos (Kota Tua) dan stasiun MRT yang terintegrasi secara underground yang kini telah masuk dalam pembangunan MRT Fase 2A (CP203) yang ditargetkan selesai pada tahun 2027. Ditambah lagi tersedianya jalur BRT Transjakarta kian memudahkan perjalanan bagi warga yang akan berkunjung ke kawasan ini hingga menunjang aksesibilitas kawasan yang tinggi. Kota Tua-Sunda Kelapa juga diproyeksikan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).” ungkap Direktur Utama PT MITJ Tuhiyat.Acara penandatanganan Head of Agreement (HoA) yang berlangsung di area Taman Fatahillah ini turut mengundang Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar.*(tbc)Museum Sejarah Jakarta yang sebelumnya dikenal dengan nama Museum Fatahillah merupakan warisan budaya yang kini telah memasuki usia lebih dari 5 abad. Melalui kolaborasi pengelolaan kawasan Kota Tua - Sunda Kelapa, diharapkan dapat meningkatkan wawasan masyarakat akan keberadaan situs bersejarah yang ikonik ini, serta mampu membawa kawasan Kota Tua - Sunda Kelapa, sekali lagi menjadi “Permata Utara Jakarta”.Dalam revitalisasi Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa, JXB, ITDC dan PT MITJ bertindak sebagai pengelola kawasan. Jakarta Experience Board merupakan BUMD Pemerintah DKI Jakarta yang bergerak di bidang industri pariwisata & perhotelan, ekonomi kreatif dan beutifikasi kota. Sedangkan, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero), yang biasa disebut sebagai Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) adalah perusahaan milik negara dibawah Kementerian BUMN yang bertugas mengembangkan dan mengelola kompleks pariwisata terintegrasi di Indonesia.Sementara itu, PT MITJ merupakan perusahaan patungan antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT KAI (Persero) yang dibentuk sesuai arahan presiden untuk mewujudkan transportasi terintegrasi di wilayah Jabodetabek. Tidak hanya berperan sebagai perusahaan yang memiliki tugas untuk mengeksekusi inisiatif-inisiatif strategis integrasi transportasi di Jabodetabek, PT MITJ juga nantinya akan mengembangkan Kawasan Berorientasi Transit (KBT) atau yang umum dikenal dengan istilah Transit Oriented Development (TOD).
Read MoreNusa Dua, 23 April 2021 – PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola destinasi pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, NTB, fokus mewujudkan sustainable tourism di setiap destinasi wisata yang dikelolanya melalui penggunaan teknologi dan sumber daya yang ramah lingkungan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menyediakan moda transportasi rendah polusi dan lebih ramah lingkungan di kawasan The Nusa Dua.Dua moda transporatsi ramah lingkungan yang disediakan tersebut adalah 2-Wheel Electric Vehicle (2WEV) atau motor elektrik dengan baterai dan Electric Vehicle (EV) Smart Mobility Project atau mobil elektrik.Motor elektrik merupakan kerjasama ITDC dengan PT HPP Energy Indonesia (HEIN) yang telah hadir sejak akhir Desember 2020 sejumlah 12 unit di kawasan The Nusa Dua. Untuk tahap awal, uji coba motor elektrik ini dimanfaatkan sebagai kendaraan operasional bagi karyawan dan tenant di Kawasan The Nusa Dua, dengan 2 lokasi Battery Exchanger (BEx) atau anjungan untuk mengganti baterai, yang berada di depan Kantor ITDC serta Kantor Security, Safety and Fire Brigade di dalam kawasan The Nusa Dua.Sementara mobil elektrik adalah kerjasama ITDC dengan PT Toyota – Astra Motor (TAM) yang hadir sejak akhir Maret 2021. Mobil elektrik ini terdiri dari dua jenis kendaraan listrik mode BEV yaitu kendaraan listrik dengan baterai dan satu jenis kendaraan listrik mode PHEV/Plug in Hybrid Electric Vehicle yaitu kendaraan listrik yang memadukan mesin konvensional dan baterai/listrik. Kendaraan listrik BEV tersedia sejumlah 20 unit Toyota COMS yang berkapasitas satu penumpang dan 5 unit Toyota C+pod dengan kapasitas dua penumpang, sedangkan kendaraan listrik PHEV berupa 5 unit Toyota Prius yang berkapasitas empat penumpang. Tiga jenis kendaraan listrik ini telah disiapkan secara khusus untuk melayani kebutuhan wisatawan/pengunjung di Kawasan Pariwisata The Nusa Dua dan didukung dengan penyediaan shelter/station (stasiun) EV Smart Mobility Project yang ditempatkan di depan Central Parkir The Nusa Dua (di depan Bali Collection) dan di area pintu masuk Pulau Peninsula The Nusa Dua.Sebagai bagian dari penerapan green dan renewable energy atau sumber energi terbarukan, Electric Vehicle (EV) Smart MobilityProject dari Toyota juga dilengkapi dengan teknologi panel matahari atau solar panel guna memenuhi kebutuhan stasiun dalam mengisi daya listrik mobil elektrik yang beroperasi. Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, “Kami sangat bangga dapat melakukan kerjasama pemanfaatan kendaraan listrik sebagai transportasi di The Nusa Dua, karena sejalan dengan komitmen kami dalam mengelola kawasan pariwisata berbasis prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism. Kami berharap pemanfaatan kendaraan listrik ini dapat menjadikan The Nusa Dua sebagai kawasan percontohan Bali Energi Bersih yang menjadi program Pemerintah Provinsi Bali, serta sebagai wujud dukungan ITDC atas Peraturan Presiden Nomor 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Transportasi Jalan.“ Selain itu, guna meningkatkan kenyamanan dan sebagai wujud penerapan protokol kesehatan, seluruh unit mobil elektrik yang disiapkan di The Nusa Dua akan disterilisasi sebelum dan sesudah digunakan. “Kawasan The Nusa Dua merupakan kawasan yang telah tersertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) sehingga setiap kegiatan operasional dalam kawasan selalu menerapkan protokol kesehatan secara konsisten. Sterilisasi unit mobil elektrik yang dilakukan sebelum dan sesudah penggunaan ini merupakan wujud penerapan protokol kesehatan tersebut. Kami ingin menawarkan sebuah pengalaman berkendara dengan mobil elektrik yang tidak saja mudah dan menyenangkan, tapi juga hygiene dan aman dari risiko penularan virus COVID-19,” tambah Ardita. Selain Sertifikasi CHSE bagi kawasan dan 22 tenant di dalam kawasan, penerapan prinsip sustainable tourism di The Nusa Dua sendiri telah dibuktikan melalui berbagai sertifikasi dan penghargaan lainnya. Pada 2019, The Nusa Dua menjadi destinasi pariwisata pertama di Indonesia yang meraih Sertifikat Peringkat Emas Nasional Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Indonesia atau Gold Indonesia Sustainable Tourism Certification (Gold ISTC) dari Kementerian Pariwisata. Pada tahun 2018, ITDC melalui The Nusa Dua, juga meraih penghargaan Indonesia Best Urban Sustainable Tourism Award pada ajang 37th ASEAN Tourism Forum (ATF 2018), setelah meraih penghargaan tertinggi Green Platinum (juara umum) pada ajang Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) ke-1 2017 yang digelar Kementerian Pariwisata. The Nusa Dua juga mendapat penghargaan Super Platinum dan CSR Tri Hita Karana Award karena program serta kepeduliannya menjaga keharmonisan lingkungan selama empat tahun berturut-turut.
Read More